Pengerian Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ jamaknya ( ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat.
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yangg baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Maka etika dapat disebut juga filsafat moral yang merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia.
Adapun tujuan-tujuan etika,yaitu antara lain :
1. Etika membantu kita untuk mampu mengambil sikap yang tepat pada saat menghadapi konflik nilai.
2. Etika membantu kita untuk mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi tranformasi disegala bidang kehidupan sebagai akibat modernisasi.
3. Etika memampukan kita untuk selalu bersikap kritis terhadap berbagai ideologi baru.
4. Etika merupakan sarana pembentuk sikap kritis para mahasiswa (khusus untuk mahasiswa).
Sesuai yang telah diuraikan diatas mengenai arti etika, maka pengertian etika bisnis itu sendiri adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Dalam kehidupan, etika itu sendiri dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan berbisnis. Maka berikut ini adalah etika yang diterapkan dalam :
a. Etika dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang yang ingin menjadi profesional di suatu bidang dibutuhkan keterampilan dalam beretika sehingga dia dapat menjalankan profesinya dengan baik. Seseorang yang menggeluti suatu pekerjaan yang professional mampu mengarahkan dirinya berbuat professional dalam kerjanya sehingga segala bentuk pekerjaan yang sedang dilakukannya dapat selesai dengan baik. Orang yang professional memiliki suatu kemampuan yang tidak dimiliki orang lain di bidangnya sehingga agar ia lebih professional diharapkan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan dirinya atau pekerjaannya. Contohnya sesorang yang professional di bidang kedokteran yang mana bertugas untuk menyembuhkan orang, apabila ia tidak berperilaku professional atau mengerjaan semua kegiatannya dengan menggunakan segala pengetahuan yang dimilikinya maka ia akan membahayakan para pasiennya sehingga hal tersebut dapat merusak karirnya, atau dia tidak dapat lagi disebut sebagai orang yang professional di bidangnya. Dalam kehidupan sehari-hari khususnya dibidang pekerjaan yang membutuhkan profesionalisme etika-etika dalam bekerja sangatlah penting dalam menyelesaikan segala pekerjaannya dengan baik.
b. Etika dalam berbisnis
Etika bisnis adalah ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan memiliki standar ketentuan tertentu. Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses atau berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :
1. Produk yang baik
2. Managemen yang baik
3. Memiliki Etika
Adapun beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis :
a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.
c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya, kegiatan bisnis akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan.
Contohnya persaingan bisnis dalam suatu produk dimana etika yang diterapkan adalah persaingan bisnis yang sehat tanpa merugikan pihak pesaingnya dengan mematuhi aturan bisnis yang berlaku.
Teori Etika
a. Etika Teleologi
Dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
1. Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
2. Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Utilitarianisme, teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis
Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :
a) Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
b) Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
b. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
2) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
3) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
4) Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sebagai perintah tak bersyarat (imperatif kategoris), yang berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat.
5) Perintah Bersyarat adalah perintah yang dilaksanakan kalau orang menghendaki akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu merupakan hal yang diinginkan dan dikehendaki oleh orang tersebut.
6) Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yang dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tesebut atau tidak.
c. Teori Hak
1. Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
2. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.
3. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
d. Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
a) Kebijaksanaan
b) Keadilan
c) Suka bekerja keras
d) Hidup yang baik
e) Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.
f) Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi.
g) Keutamaan-keutamaan yang dimilliki manajer dan karyawan sejauh mereka mewakili perusahaan, adalah : Keramahan, Loyalitas, Kehormatan dan Rasa malu.
h) Keramahan merupakan inti kehidupan bisnis, keramahan itu hakiki untuk setiap hubungan antar manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali.
i) Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan perusahaan.
j) Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan.
k) Rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan.
Sumber :
Keraf, A. Sonny.2005.Etika Bisnis. Edisi Baru Cetakan ke-9. Kanisius: Yogyakarta
NAMA : VIVIAN
NPM : 11208268
KELAS : 4 EA 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar